Selasa, 11 September 2012

Budidaya Cabai


 Cabai Besar

Semua orang akan merasakan hidangan kurang lengkap tanpa kehadiran rasa pedas apalagi pada masakan padang dimana rasa pedas dari cabai adalah wajib ada. rasa pedas lebih banyak dihasilkan oleh zat pada cabai. Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa), Cabbih (Bahasa Madura) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayurandan dalam prosesnya lebih banyak sebagai bumbu, obat-obatan, maupun pestisida nabati. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.

Bahan dan Peralatan : 
a. Bahan - Bibit cabai keriting - Pupuk dasar : 30 ton pupuk kandang - Pupuk buatan : 150 kg Urea, 450 Kg ZA, 200 Kg TSP dan 200 Kg KCl - Fungisida sistemik dan kontak - Vaksin Carna-5, metil eugenol (seks feromoid) - Mulsa plastik hitam 
b. Peralatan - Alat pertanian seperti cangkul, sabit, sekop dll - Alat semprot semi otomatis dengan nozel kipas TJ XR 1102 VS 

Pedoman Teknis : 
1. Varietas yang dianjurkan a. Dataran tinggi = cabai keriting b. Dataran rendah = Tit Super dan Jatilaba disemai sampai terbentuk 5-6 helai daun.
2. Jarak Tanam a. Dataran tinggi = 40 cm x 50 cm b. Dataran rendah = 30 cm x 40 cm 

3. Pengolahan Tanah - Tanah dibalik 2-3 kali, sisa tanaman sebelumnya dimusnahkan - Untuk tanah sawah dibuat surjan empat baris - Untuk tanah tegalan dibuat bedengan atau guludan untuk penanaman tunggal atau ganda 

4. Pemupukan per Ha - 30 ton pupuk kandang kotoran sapi atau 5 ton kompos yang sudah matang diberikan sekaligus sebelum tanam - 150 kg TSP diberikan sekaligus pada waktu tanam - 150 kg Urea, 450 kg ZA dan 200 kg KCl diberikan tiga kali masing-masing sepertiga dosis pada saat tanaman berumur 10 hari, 2 dan 3 bulan 

5. Cara Tanam Sebelum ditanam akar semaian cabai dicelup dalam larutan 0,1 % Previcur selama 5 menit. a. Dataran Rendah Tanaman cabai ditanam secara tumpang gilir dengan bawang merah. Jarak tanam bawang merah 15 cm x 20 cm. Setelah bawang merah dipanen dipasang mulsa jerami sebanyak 20 ton per ha dan disebar secara merata. b. Dataran tinggi Tanaman cabai ditanam disela tomat bersamaan saat tanamnya atau tanaman tomat ditanam dua minggu setelah tanam cabai. Penanaman cabai dapat juga dilakukan secara monokultur dengan pemasanngan mulsa plastik hitam atau perak. 

6. Pemeliharaan - Imunisasi dengen menggunakan vaksin Carna-5 dilakukan di persemaian pada saat dua minggu sebelum ditanam di lahan pertanaman. - Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan - Penyiangan dilakukan 1-2 kali untuk pertanaman di dataran rendah. Sedangkan pertanaman cabai di dataran tinggi penyiangan dilakukan 2-3 kali. - Pengguludan dilakukan pada saat pemberian pupuk yaitu ketika tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan - Penyemprotan pestisida dilakukan berdasarkan ambang kendali dari hama atau penyakit yang bersangkutan. 

 7. Pengendalian OPT Cabai - Pemantauan hama dan penyakit dilakukan seminggu sekali setelah tanam terhadap 10 tanaman contoh untuk setiap 0,2 ha yang diambil secara sistematis pada garis diagonal. - Dipasang perangkap metil eugenol untuk lalat buah dan buah yang diserang lalat buat dimusnahkan. - Pengendalian penyakit antaraknos dapat dilakukan dengan penyemprotan 0,2 % Daconil (konsentrasi formulasi) atau menggunakan fungisida sistemik (Ridomil MZ, Previcur, Provit dll) dan kontak (Daconil, Antracol, Vondozeb dll) Buah yang diserang dimusnahkan. - Pengendalian bercak daun dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida Daconil atau Score. - Pengendalian Thrips dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Pegasus atau Mesurol berdasarkan ambang kendali 15 % tanaman rusak atau terdapat 10 ekor per daun pada waktu sore hari. - Pengendalian mite dapat dilakukan secara mekanis dan dengan insektisida/akarisida. Daun-daun yang terserang pada tanaman muda ( < 35 hari) dipetik, lalu disemprot dengan akarisida/ insektisida. - Pengendalian virus kompleks, untuk tanaman cabai dibawah umur 35 hari, terserang kurang dari 2%, maka tanaman dimusnahkan dan disulam. Untuk tanaman berumur 40 hari yang terserang virus tersebut tanaman tetap dibiarkan, tetapi hasilnya jangan digunakan sebagai bibit. - Pengendalian ulat grayak dilakukan dengan memesang seks feromoid untuk ngengat jantan. - Pengendalian ulat tanah dilakukan dengan mengumpulkan ulat disekitar tanaman rusak dan memusnahkannya. Bila infestasi tinggi waktu sore hari tanah disekeliling tanaman disemprot dengan insektisida Drusban 0,2 %. 

8. Pemanenan - Untuk dijual segar Pemanenan dilakukan pada saat buah berukuran penuh dengan warna kulit matang awal. - Untuk Diawetkan/dikeringkan Pemanenan dilakukan pada saat buah telah berwarna merah secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar